Selasa, 10 November 2009

kecepatan renang ikan

METODE RENANG PADA IKAN
1. Pergantian Gelombang
Ikan yang menggunakan metode ini didorong oleh suatu otot gelombang yang terdapat dalam tubuh ikan tersebut dimana mulai dari kepala hingga ke ekor. Penyebab adanya dorongan ini karena adanya aksi tubuh ikan terhadap air. Untuk mendorong ini diperlukan tenaga dan kecepatan dalam membentuk suatu gelombang pada bagian depan ikan, dan amplitudo pada bagian ekor. Dimana gelombang yang ditimbulkan pada bagian ekor lebih besar dari pada bagian depannya (Koichi Hirata, 2001).
Kita temukan bahwa kebanyakan ikan dapat mengembalikan gerak gelombang ini, dengan demikian memungkinkan mereka untuk berenang memutar kembali secara normal.



2. Body Foil
Ikan salmon biasanya menggunakan metode cara berenang ini. Ikan ini mendorong air kebelakang dengan menggunakan sirip berpasangan dan dengan gerak oscilasi dan gerakan dari suatu badan.


Pada gambar diatas, menunujukan adanya distribusi tekanan oleh gerakan badan secara konseptual. Dapat dilihat tekanan positif dan negatif pada suatu gradien yang membentuk suatu gelombang, yang kemudian menjadi suatu kekuatan yang bersifat mendorong (Koichi Hirata, 2001).
3. Oscilasi Wing
Ikan yang menggunakan metode ini, kekuatannya bersifat mendorong, akibat dari gerakan siripnya yang bergerak kesana kemari. Gerakan dari ekor ini membentuk suatu gelombang dan terlihat seperti gerakan baling-baling. Sudut yang dibentuk sekitar 90° pada fase sudut antara gerakan suatu gelombang dengan gerakan baling-baling pada sirip. Ikan tuna dan bonito menggunakan metode seperti ini. Dorongan sirip yang kesana kemari mendapatkan efisiensi tekanan dorongan yang tinggi (Koichi Hirata, 2001).





4. Oscilasi Plate
Ikan yang menggunakan metode ini bergerak dalam stabilisasi tegak mirip suatu plat tanpa gerakan tubuh ikan, jadi hanya sirip ekor yang melakukan suatu dorongan terhadap air. Pada metode ini kekuatan mendorongnya lebih kuat, sebab air yang didorong menuju kearah belakang dengan cara yang sama (Koichi Hirata, 2001).


KATEGORI RENANG PADA IKAN
Terdapat tiga faktor penting yang dapat dipertimbangkan untuk pengujian kemampuan renang ikan, antara lain: laju renang, daya tahan, dan otot-otot keletihan dari ikan selama berenang. Blake (1983) menyatakan bahwa terdapat tiga kategori dasar dari laju renang ikan: sustained, prolonged, burst. Kategori renang didasarkan pada penentuan pembatasan waktu dan pada proses-proses biokimia yang menyuplai bahan bakar ke otot-otot (Beamish, 1978). Perbedaan yang tepat dalam cara renang dapat dilihat dengan jelas saat menguji hubungan antara waktu menuju kondisi lelah dan kecepatan renang untuk setiap ikan.
5.1. Sustained
Kecepatan renang ini merupakan kecepatan dimana ikan dapat mempertahankan periode/waktu renang dengan lama (>200 menit) tanpa mengalami keletihan otot (Beamish, 1978). Pada kecepatan “sustained”, energi disuplai pada serat-serat otot dengan oksidatif rendah/pelan melalui proses aerobik. Serat-serat otot ini tidak mengalami keletihan serta tidak menghasilkan keluaran energi yang banyak (Webb, 1974). Proses metabolik disesuaikan dengan persediaan dan produksi buangan disesuaikan dengan perpindahannya (Jones, 1982). katagori “sustained” ini adalah kecepatan menjelajah. Kecepatan ini digunakan oleh ikan-ikan yang bermigrasi atau ikan-ikan yang tidak memilki daya apung dan harus berenang untuk dapat mempertahankan tempat mereka (misalnya Tuna). Kesepatan “sustained” maksimum merupakan kecepatan tertinggi dimana ikan dapat bertahan bahkan tanpa rasa letih.
5.2. Prolonged
Kecepatan prolonged ini adalah kecepatan dimana ikan dapat bertahan selama 20 detik sampai 200 menit dan berakhir dengan rasa letih (Beamish,1978). Katagori renang ini berada diantara kecepatan renang “sustained” dan” burst”. Saat kecepatan meningkat metabolisme anaerobiknya meningkat. Serat-serat otot yang dimiliki ikan tersebut memiliki tenaga untuk menghasilkan tenaga yang tinggi tapi energinya merendah sehingga pada akhirnya mengalami keletihan (Webb,1974).
Dalam kecepatan tipe prolonged ini adalah meliputi kecepatan renang kritis yang merupakan kecepatan maksimum yang dapat dipertahankan oleh seekor ikan untuk periode waktu yang spesifik (Brett, 1982). Saat waktu antara kecepatan meningkat dalam uji renang kritis selama kurang lebih 1 jam, kecepatan renang kritis merupakan kecepatan yang menggambarkan perubahan dari katagori renang sustained menjadi prolonged
5.3 Burst
Beamish (1978) menyatakan katagori renang ini merupakan kecepatan tertinggi yang dapat dicapai oleh ikan dan hanya dapat bertahan selama periode waktu yang pendek (< 20 detik). Pada kecepatan ini, energi disuplai ke otot myotomal (body) melalui proses anaerobic (Webb, 1994). Akhir periode pendek dari katagori burst ini terjadi sebagai hasil dari habisnya suplai energi ekstraseluler atau akumulasi produk-produk buangan (Colvavecchia et al. 1998). Sirip-sirip median dan berpasangan cenderung menghasilkan kekuatan renang lambat yang disediakan dan kemudian diganti dengan tubuh dan sirip caudal dan berenang dengan cara yang bergelombang pada kecepatan yang lebih tinggi serta untuk akselerasinya (Webb, 1974). Pada kecepatan renang burst, sirip caudal diperpanjang , saat ikan berenang dengan kecepatan rendah mereka mengatur frekuensi dan amplitudo tubuh dan sirip caudal mereka yang bergelombang, dan pada kecepatan tinggi, mereka hanya mengatur frekuensi (webb, 1974).
Jika ikan harus berenang pada metode “burst” ini untuk melewati daerah-daerah dengan kecepatan tinggi, penting untuk memperhatikan kemampuan mereka untuk memulihkan dan jangan sampai terjadi kelelahan akibat renang. Kemampuan renang seekor ikan dalam tipe burst dapat terbatas dalam jangka pendek, karena beberapa spesies ikan memerlukan periode yang relatif lama untuk pulih dari aktivitas yang menyebabkan keletihan. Tinjauan mengenai pemulihan ini menunjukan bahwa setiap spesies berbeda waktu pemulihannya, Nelson (1990) menunjukan bahwa kelompok salmon memiliki kecepatan yang tinggi, tapi waktu pemulihannya relatif lambat. Paulik dkk (1957) menemukan bahwa ikan salmon yang pulih dari keletihan adalah 67% setelah 3 jam dan pulih total sekitar 18-24 jam




Tidak ada komentar:

Posting Komentar